-- -

Zulkifli Hasan Ingatkan Dampak Negatif Melupakan Pancasila

Senin, 18 September 2017 | 16:56 WIB

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan berinteraksi dengan sejumlah peserta dalam kegiatan bertajuk Sosialisasi Empat Pilar MPR di Sumenep, Jawa Timur, pada Senin (17/9/2017). Dalam kesempatan tersebut, Zukifli mengundang empat peserta naik ke atas panggung untuk menguji pengetahuan mereka seputar Pancasila.

Meskipun ada peserta yang tampak gugup dan salah menjawab, Zulkifli tetap mengapresiasi kesediaan mereka untuk maju dan menjawab pertanyaan. Usai mengadakan sesi kuis kecil-kecilan, ia menjelaskan bahwa ketidakmampuan masyarakat Indonesia dalam mengetahui Pancasila dan memahami nilai-nilainya merupakan salah satu bentuk kemunduran. 

Menurutnya, hal tersebut dapat dimaklumi, tetapi tidak boleh dibiarkan begitu saja. Oleh karena itu, pemerintah dan sejumlah pihak terkait perlu mengambil tindakan, seperti melakukan sosialisasi secara rutin dan berkelanjutan.

"Ada yang hafal ada yang tidak. Karena selama 19 tahun setelah reformasi, pendidikan moral dan Pancasila tidak lagi diajarkan di sekolah. Sehingga masyarakat lupa ideologi, pandangan hidup, dan falsafah negaranya," tutur Zulkifli.

Dalam sosialisasi yang digelar di Pendopo Bupati Sumenep itu, Zulkifli menyebutkan bahwa akan ada dampak negatif jika nilai-nilai Pancasila meluntur sepenuhnya. Sebab, Pancasila bisa disalahgunakan sebagai alat untuk memecah-belah persatuan.

"Kalau kita lupa sama Pancasila, akan berbahaya. Pancasila bisa diterjemahkan masing-masing menurut keperluannya," pungkasnya.

Tidak hanya itu saja, Zulkifli juga mengingatkan kembali betapa besarnya pengorbanan para pahlawan terdahulu dalam meraih kemerdekaan Indonesia. Perbedaan suku dan agama tidak seharusnya menjadi permasalahan, karena hal itu sudah disepakati sejak 72 tahun lalu.

"Para raja rela membubarkan kerajaan mereka asalkan Indonesia merdeka. Para bangsawan rela tidak jadi bangsawan lagi, asalkan Indonesia bersatu merdeka. Para ulama rela mencoret tujuh kata asalkan Indonesia merdeka dan bersatu," kata Zulkifli di hadapan para peserta yang terdiri dari guru honorer kategori 2 (K2) Kabupaten Sumenep.

Sebagai pesan penutup, Zulkifli menegaskan kepada seluruh peserta untuk selalu menghargai perbedaan. Sebab, perbedaan tidak akan pernah lepas dari keseharian masyarakat Indonesia. Meskipun berbeda-beda, setiap individu harus bisa menghormati satu sama lain dan hidup dalam keberagaman. (TFI)


FOKUS MPR
+
Dihadapan delegasi Pondok Pesantren Modern Baitussalam Prambanan, Jawa Tengah, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengatakan, para santri memiliki jasa yang sangat besar bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia
Masyarakat Desa Sumoroto, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, yang biasanya menonton pertunjukan reog, kali ini pada 28 Oktober 2018, mendapat suguhan pagelaran wayang kulit
Sembilan anggota baru MPR dilantik Ketua MPR
Sistem demokrasi liberal yang berlaku di Indonesia, membuat kesempatan para calon yang memiliki modal finansial lebih besar.
Anggota MPR dari Fraksi PKB, Mohammad Toha,  mengatakan, sebelum UUD Tahun 1945 diamandemen,
Selengkapnya di www.mpr.go.id